Saturday 31 January 2015

Kelompok Sayap Kanan Prancis Nyatakan Perang dengan Islam



Negara menyatakan perang dengan negara itu sudah sering kita dengar, apalagi soal palestina dan israel yang sampe sekarang pun tak kunjung berhenti. Tapi apa jadinya jika negara menyatakan perang dengan agama?? Yuk simak selengkapnya seperti yang dikutip dari metrotvnews.com

Usai serangan yang terjadi di kantor Charlie Hebdo dan drama penyanderaan yang melanda Paris, Prancis, membuat kelompok sayap kanan mendapatkan napas segar. Bagi partai ekstrim kanan, Front Nasional, serangan ini memberi konfirmasi pada apa yang telah diperingatkannya, yaitu Prancis berperang dengan Islam yang radikal. Mereka juga mendesak imigrasi harus dihentikan.

Serangan teroris pada Januari di Paris telah membangun solidaritas besar-besaran di Negeri Fashion itu. Tetapi serangan tersebut juga membuat penduduk Prancis dalam ketakutan. Salah satu warga bernama, Alain Barre mengatakan tidak menentang imigrasi, istrinya sendiri berasal dari Kuba. Ia percaya bahwa imigran yang datang ke Eropa membuat negaranya lebih baik.  Tetapi, pendatang yang terakhir, kebanyakan Muslim dari Afrika utara dan sub-sahara, dianggapnya sebagai beban pada ekonomi Perancis dan ancaman bagi negaranya.

“Mereka tidak mau berintegrasi. Mereka tidak bekerja, tinggal di apartemen yang disediakan pemerintah. Tidak membayar apa-apa, karena mereka tidak berpendapatan, semuanya gratis.  Sementara itu rakyat Perancis, yang lahir disini, harus membayar ongkos hidup mereka,” kata Alain Barre, seperti dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (31/1/2015).

Barre selama ini tinggal di Bagnolet. Daerah itu merupakan kumuh dengan bangunan bertingkat yang tidak terpelihara. Paris terletak di seberangnya.  Pihak Komunis dan kini kelompok sosialis sudah lama mendapatkan dukungan dari warga Bagnolet. Tetapi Barre akan memberikan suaranya kepada Front Nasional yang ekstrem kanan. "Ancaman besar bagi Prancis adalah Islam. Dan semakin lama, kawan-kawan saya setuju," ucap Barre.

Hal itu juga merupakan retorika yang dirangkul oleh Front Nasional.  Setelah serangan teroris pada Januari, partai ini menerbitkan sebuah brosur baru. Di dalam brosur digambarkan warga yang disebut militan dan peta Prancis–dilengkapi pesan: 'Bahaya Islamis. Marilah kita Lindungi Perancis'.

Dalam wawancara dengan TV Perancis, pemimpin Front Nasional, Marine Le Pen mengatakan, selama bertahun-tahun partainya telah memperingatkan ancaman dari fundamentalisme Islam. "Saingan politik kami gagal memberikan jawaban yang tepat: yakni mengakhiri imigrasi dan menutup perbatasan Prancis," tutur Le Pen.

Sejak didirikian pada 70an, Front Nasional selalu sendirian, dan dikalahkan oleh politik arus utama Prancis.  Meskipun demikian, dalam jajak pendapat terakhir, Front Nasional berhasil meraih 25 persen suara pemilih, meskipun sedikit orang Perancis yang mengaku memberikan suara kepada partai itu. Front Nasional tampaknya sekali lagi berdiri sendiri setelah serangan Januari. Front Nasional tidak ikut dalam unjuk rasa solidaritas besar-besaran di Paris, dan menyelenggarakan relinya sendiri di tempat lain.

Ujian pertama dari bagaimana pesan Front Nasional akan diterima publik Perancis akan dilihat dalam beberapa minggu mendatang. Perancis akan menyelenggarakan pemilihan pada Maret. Sebuah survei baru memperlihatkan Front Nasional memimpin dalam putaran pertama, dan didukung 26 persen dari pemilih. 

0 komentar:

Post a Comment

Copyright © 2014 HADINES | Designed With By Blogger Templates
Scroll To Top