Bagi Anda yang baru saja patah hati, mungkin hal ini bisa menjadi
perhatian. Sebab sebuah penelitian menemukan dampak serius pada orang
yang patah hati atau putus cinta.
Seperti yang dikutip terselubung.in dari lliputan6.com
dari Newser, kasus kematian akibat patah hati memang jarang terjadi,
tapi menurut Profesor Psikologi UC Davis, Karen Bales, kehilangan
pasangan bisa menyebabkan detak jantung meningkat, aritmia, kecemasan
dan fungsi jantung menurun. Dia sendiri menyebutnya sindrom patah hati.
“Gejala sindrom patah hati sangat rentan karena menyerupai serangan
jantung. Beberapa kasus bahkan mengalami sesak napas, angina atau nyeri
dada, sirkulasi darah yang buruk, aritmia (irama jantung yang tidak
teratur) dan detak jantung yang cepat karena patah hati,” katanya.
Sebelumnya, Para peneliti yang telah mempelajari kasus di Johns
Hopkins University School of Medicine memperkirakan hanya 1 sampai 2
persen pasiennya mengalami sindrom patah hati dan meninggal di rumah
sakit. Studi lainnya di Minneapolis menemukan bahwa patah hati
menyebabkan masalah serius kesehatan, termasuk Alzheimer, kanker stadium
lanjut, dan pendarahan otak.
Menurut tinjauan studi di American Journal of Medicine, sindrom patah
hati menyebabkan guncangan emosional lainnya dapat memicu kecelakaan
mobil atau tindakan kriminal. Dalam sindrom patah hati, dokter Mayo
Clinic juga sempat terkejut saat melihat elektrokardiogram. Mereka
menemukan seperti ada pembekuan jantung namun gejala dapat mereda dalam
beberapa hari atau minggu.
0 komentar:
Post a Comment