Pada hari ini, 15 tahun lalu, sebuah laporan mengenai kasus dokter
pembunuh serial terkuak. Menurut laporan itu seperti yang dikutip dari liputan6.com, mantan dokter umum Harold
Shipman telah membunuh lebih dari 300 pasiennya.
Ia dijuluki sebagai pembunuh serial
Inggris paling mematikan abad ini. Laporan itu berasal dari The Greater
Manchester Family Doctor, yang telah mencatat lebih dari 297 kematian
sepanjang 24 tahun kariernya.
Sebuah audit statistik menemukan selama 1974- hingga 1998 ada 236
kematian pasiennya di rumah prakteknya. Angka yang luar biasa dibanding
rekan-rekan sejawatnya.
Laporan itu diminta oleh Menteri Kesehatan, Alan Milburn setelah
mendengar pengakuan Shipman di awal Januari 2000 bahwa ia telah
menyuntik mati 15 pasien perempuan tua. Adapun pemimpin audit klinik
Shipman adalah Richard Baker dari University of Leicester. Hasilnya itu
ia serahkan ke polisi dan kantor penuntut umum.
"Saya mengerti akan banyak pertanyaan tentang laporan itu, antara
lain dari pihak keluarga yang kerabatnya tewas di tangan Shipman," kata
Liam Donaldson, kepala medis, seperti dijelaskan Guardian.
Shipman membunuh korbannya di ruang prakteknya di mana mereka tak ditemani oleh kerabat saat periksakan dirinya. Ia menyuntik dosis masif Diamorphine. Menurut Baker, kematian akibat Diamorphine di ruang praktek Shipman luput dari pemeriksaan awal.
Menurut laporan itu, semenjak 1985 hingga 1998, ada informasi jelas
dari 288 kematian dari total 324 yang sertifikat kematian ditandatangani
oleh Shipman. Baker mengatakan lebih dari 57 persen sertifikat kematian
itu mencurigakan.
Kematian pasien --yang tewas perlahan-lahan-- tercatat 49 jam
sebelumnya mereka bersama Shipman. Bandingkan dengan dokter umum lainya
yang minimal mereka bersama pasien 88 jam sebelumnya.
Baker memberi contoh surat keterangan kematian pada petugas kremasi. Salah satunya sungguh mencengagkan.
"Ia menulis, 'pasien datang ke ruang praktek, buat diagnosis, segera
panggil ambulans, pasien telah tewas saat mereka datang," kata Baker
mengenai laporan itu.
Trauma Kematian Sang Ibu?
80 persen pasien yang dibunuhnya merupakan perempuan tua. Sisanya
laki-laki, yang termuda berusia 41 tahun. Terlahir dengan nama Harold
Frederick Shipman pada 14 Januari 1946 dari kelas menegah pekerja.
Anak cerdas dan tertarik pada dunia kedokteran. Ia berhasil masuk
fakultas kedokteran Universitas Leeds dan lulus dengan memukau.
Masa kecil hingga remajanya dihabiskan dengan melihat pemandangan
sang ibu menerima suntikan morfin untuk mengurangi sakit kanker
paru-parunya. Sang ibu harus meninggal perlahan-lahan akibat kanker itu.
Di usia sangat muda 43 tahun. Melihat sang ibu meninggal, remaja 17
tahun itu menangis, berlari keluar rumah di tengah derasnya hujan.
Inikah yang menjadi motif ia membunuh perempuan-perempuan lanjut usia?
Namun yang jelas, alasan ia membunuh para pasiennya membuat frustrasi
para penyidik dan psikiater pemeriksa kejiwaannya. Beberapa mengatakan
ia menderita atas kematian ibunya, yang lain berpendapat ia sedang
praktek euthanasia, mengurangi jumlah populasi manula yang sangat membebankan sistem kesehatan Inggris.
"Ia punya mekanisme bertahan yang luar biasa terhadap realitas
kehidupanna," kata seorang dokter yang merupakan bagian dari tim
penyidik kepada BBC, 5 Januari 2001 lalu.
"Ia menemukan jalan untuk menutupi perbuatannya, dan pengalaman
membunuhnya begitu personal dan privat baginya. Ia tak mau membagi
rahasia itu,"
Namun, hingga kini tak terjawab. Ia tewas gantung diri di penjara dua
tahun setelah hakim ketuk palu hukuman seumur hidup untuknya.
0 komentar:
Post a Comment