Sebuah virus raksasa yang telah diawetkan dengan baik di wilayah bagian
utara Rusia, akan dibangkitkan kembali oleh para ilmuwan. Virus bernama
Mollivirus siberium itu diklaim berusia 30.000 tahun.
Virus yang ditemukan oleh French National Centre for Scientific
Research ini disebut raksasa, karena ukurannya lebih berat dari setengah
micron atau sekitar seperseribu milimeter (0.00002 per inci). Mollivirus sibericum, yang diartikan sebagai ‘virus lembut dari
Siberia’, berukuran 0,6 microns dan bisa dilihat menggunakan mikroskop
biasa.
Mollivirus siberium disebut raksasa karena ukuran virus ini lebih besar dari setengah micron atau sekitar seperseribu milimeter (0.00002 per inci).
Seperti yang dikutip terselubung.in dari liputan6.com, Cara membangunkan Mollivirus sibericum pun cukup mudah, ilmuwan hanya perlu menaruhnya pada hewan bersel satu, seperti amoeba.
Setelah berhasil bangun dari tidur panjangnya, ilmuwan berharap bisa
mempelajari pola kehidupannya termasuk dampaknya pada lingkungan.
Menurut ilmuwan, hal ini penting dilakukan, mengingat virus-virus tak
dikenal yang sedang mati suri di daratan es kutub bisa saja dengan
mudah hidup kembali akibat pemanasan global. Oleh karena itu lah, mereka
perlu bersiap-siap.
Virus itu ditemukan oleh French National Centre for Scientific Research di wilayah dataran rendah Kolyma (ditandai).
Di sisi lain, membangunkan virus raksasa ini dari tidurnya juga bisa
membahayakan umat manusia. Bagaimana tidak, selain memiliki ukuran yang
lebih besar, susunan gen-nya juga lebih rumit. Alhasil, membunuhnya
bukanlah perkara mudah, terlebih ilmuwan sama sekali asing terhadap apa
yang bisa dilakukan oleh Mollyvirus sibericum.
“Jika kami tidak berhati-hati, kami bisa saja membangunkan virus
mematikan seperti virus cacar ‘smallpox’ jenis baru yang dikira sudah
punah,” ujar Jean-Michel Claverie, pimpinan tim peneliti FNC.
Menurut informasi yang beredar, Mollivirus sibericum mempunyai total
gen hingga 500 buah. Berkali-kali lipat dari virus flu yang hanya
memiliki 8 gen maksimal.
Sejauh ini, penelitian terkait Mollivirus sibericum telah
dipublikasikan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of
Sciences.
0 komentar:
Post a Comment